Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang
mengidentifikasi kuantitas dari item
tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam
satuan waktu). Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan tentang
produk akhir (termasuk parts pengganti
dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan
memproduksi output berkaitan dengan
kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2004).
Jadwal Induk Produksi
(JIP) atau Master Production Schedule
(MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat
oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Jurnal Alden Siregar, 2012).
Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan data
yaitu, metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi.
Berikut merupakan teori pendukung yang menjelaskan metode-metode tersebut (Penulisan Ilmiah Rio Dwi Hariono, 2012).
a.
Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi agregat,
dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami perubahan (tetap). metode tenaga
kerja tetap memiliki kecepatan produksi yang konstan.
b.
Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan produksi agregat,
dimana jumlah tenaga kerja mengalami perubahan.
c.
Metode mix strategy adalah metode
perencanaan produksi agregat yang menggabungkan metode tenaga kerja tetap
dengan metode tenaga kerja berubah. Metode mix
strategy hanya menggabungkan hasil atau biaya yang didapat pada metode
tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah.
d.
Metode transportasi merupakan metode perencanaan produksi agregat yang
berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman barang dengan biaya minimal. Masalah transportasi membahas pendistribusian suatu
komoditas dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (demand) dengan
tujuan untuk meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut, karena ide
dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi biaya total transportasi.
Berdasarkan
pengertian dari metode transportasi di atas, dimana memiliki ciri-ciri yang dikatakan
metode transportasi. Berikut adalah ciri-ciri persoalan transportasi yang
secara khusus (Universitas Sumatra Utara, 2012).
1.
Terdapat sejumlah sumber sebagai pusat
distribusi dan sejumlah tujuan tertentu.
2.
Jumlah komoditas atau barang yang
didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya
tertentu.
3.
Produk yang dikirim atau diangkut dari
suatu sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu.
4.
Ongkos pengangkutan komoditas dari
suatu sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu.
Kapasitas sumber
harus sama dengan kapasitas tujuan. Apabila kapasitas sumber dengan tujuan
tidak sama maka harus disamakan dengan jalan menambah dummy pada
kapasitas sumber atau tujuan (Purnomo, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar